BOKEPQ - Dhea , anak polos yang telah saya nodai

July 16, 2022, 11:38 pm / bokepindo55321.ampedpages.com

Dhea , anak polos yang telah aku nodai – Aku ingat Dhea waktu ia masih kecil, Dia buah hati temanku yang paling kecil, Dhea benar-benar membikin hatiku tidak karuan, dengan rambut sebahu, hitam legam ikal. Umurnya sekitar 15 atau 16 tahun kini, dan wajahnya yang baby face membuatnya seperti tidak berdosa. Saat memandang Dhea untuk yang kesekian kalinya, aku bersumpah sekiranya aku sepatutnya berhasil tidur bersamanya sebelum aku pergi dari kota ini. Dan saya telah menjalankan rencanaku. Saya main ke rumah Dhea bekali-kali, sepanjang siang dan malam hingga saya telepon untuk mengenal kapan Dhea ada sendirian dan kapan orang tuanya ada. Dan pada waktu malam saya mempertimbangkan untuk masuk ke rumah Dhea saya sudah memutuskan bahwa orang tua Dhea sudah tidur dan Dhea ada di kamar tidurnya. Rencanaku akan kuperkosa Dhea sementara orang tuanya tidur di kamar mereka.

Tubuhku kaku karena tegang, waktu saya buka jendela belakang rumahnya gunakan linggis. Bunyi jendela yang terdongkel terdengar seperti letusan membuatku harus diam tidak bergerak selama setengah jam menunggu apakah ada penghuni rumah yang terbangun. Untung saja semuanya masih dalam keadaan sunyi senyap, dan saya memutuskan untuk masuk. Tubuhku sekarang gemetar. Tiap-tiap langkahku seperti membuat seluruh rumah berderit dan saya siap meloncat melarikan diri. Melainkan waktu aku sampai di depan kamar tidur Dhea rumah itu masih gelap dan sunyi senyap. Saya buka pintu dan masuk sambil menutupnya kembali. Aku seperti bisa mendengar jantungku yang berdetak keras sekali. Saya belum pernah setakut ini seumur hidupku. Melainkan komponen yang paling susah sudah sukses saya lampaui. Kamar tidur orang tua Dhea ada di lantai dasar. Saya berdiri di samping ranjang Dhea memilih langkah selanjutnya. Pelan penisku mulai menegang sampai walhasil besar dan tegang sampai ngilu. Mata Dhea terbuka menatapku tak dapat bernafas. Aku ada di sebelah ranjangnya mencekik lehernya, sementara tangan kiriku mengcungkan belati di depan wajahnya.

“Diem. Jangan bergerak, jangan bersuara, atau lo mati.” saya dengar nada suaraku yang lain sekali dari awam. Kedengarannya bengis dan kejam.
Dhea konsisten nampak indah. Umurnya lima belas tahun. Dia terbatuk-batuk.
“Jika saya lepasin tanganku, lo berguling tengkurap dan jangan bising atau aku potong leher lo.” Saya tentu tidak bermaksud akan membunuh ia, tapi paling tidak itu berhasil bikin Dhea ketakutan. Dhea segera menurut dan lantas kuikat tubuhnya, menutup mulutnya dengan plester, dan mengikat pergelangan tangannya di belakang.

Selimut yang menutupi tubuh Dhea kini sudah ada di lantai, dan saya bisa memandang jelas gadis yang lagi telungkup di depanku. Tubuh Dhea langsing dan mungil, dan baju tidur yang diaplikasikannya terangkat ke tas membuatku dapat mengamati kakinya yang putih dan mulus. Ereksiku telah optimal dan saya telah tidak bendung sakitnya, celanaku menyembul disupport oleh penisku yang besar, dan bersentuhan dengan bokong Dhea yang mungil. Aku menindih Dhea dan bergoyang-goyang membikin penisku bergesekan dengan pantat Dhea dan dengan tanganku yang bebas kuraba komponen dada Dhea yang masih ditutup oleh dasternya. Konsisten dada Dhea masih kecil, yang membuatku makin libido. Mulutku bersentuhan dengan alat pendengar Dhea.
“Lo benar-benar sempurna. Aku diam dan saya akan pergi sejenak lantas.”

Mata Dhea terpejam seakan-akan telah tertidur kembali. Aku lepaskan celana trainingku dan celana dalamku hingga ke kakiku tapi belum aku melepaskannya dari badanku, sambil menatap bagian belakang tubuh Dhea yang menawan. Kakinya yang telanjang membuat nafasku berat, dan dasternya tidak dapat lagi menutupi bokongnya yang ditutupi celana dalam putih. Dan tangannya yang terikat erat benar-benar membuat Dhea sempurna buatku. Aku buka kaki Dhea tanpa perlawanan yang berarti, dan membenamkan wajahku, yang membuat Dhea mengeluarkan erangan untuk pertama kalinya. Aku benamkan wajahku ke selangkangan Dhea, merasakan wangi tubuh Dhea, yang terus mengerang ketakutan. Saya saya raba-raba vaginanya yang tertutup celana dalam dari belakang, meraba, dan akibatnya menusuk-nusuk dengan jariku. Ini membikin erangan Dhea makin keras sehingga aku mesti mengancamnya lagi dengan belatiku. Kemudian kulihat dia gemetar dan kelihatannya mulai menangis. Celana dalamnya lembab, dan saya jadi berpikir mungkin Dhea mulai terangsang oleh jariku.
“Lo menyukai Dhea? Hei, lao menyukai tak?” Dhea hanya menangis. Aku terus menyentuh vaginanya, hingga saya tidak tahan lagi, dan langsung kutarik celana dalam Dhea sampai lepas.

Saya makin mencium bau tubuh Dhea. Dan saya mulai gila. Saya balik lagi badannya, sebab saya tahu saya lebih mudah ngerjain Dhea via depan. Dhea meringkuk tidak nyaman, meringkuk telentang dengan tangan terikat ke belakang, dan telanjang mulai pinggang ke bawah, rambut alat kelaminnya yang masih tipis nampak terang. Aku menatap mataku, air mata membikin pipi Dhea berkilat tertimpa sinar lampu kamarnya. Aku tak semacam itu menyukai lihat tatap mata Dhea, saya jadi berpikir untuk bikin dia tengkurap lagi semacam itu penisku telah masuk ke vaginanya. Saya menempatkan tubuhku, saya patut memnyuruhnya sebagian kali untuk membuka kakinya lebih lebar, seperti dokter gigi, “Ayo lebih lebar sayang, lho kok segitu, lebih lebar lagi, baik anak manis..”, Saya berkeinginan tahu ia masih perawan atau tak. Dhea tak meronta-ronta, soalnya aku masih pegang belatiku, melainkan terus menangis tersedu-sedu, dan mengerang-erang, berusaha berkata sesuatu.
“Lo masih perawan tidak Dhea? Masih? Masih apa tidak.”

Dhea terus menangis. Saya angkat dasternya ke atas lagi. Di depan Dhea agak rata, buah dadanya hanya sekepal dengan puting susu yang mengeras. Aku pikir itu sebab udara dingin, tetapi mungkin juga bagian dari tubuh Dhea yang emang terstimulus.
“Bukan gitu sayang, lo musti buka lebih lebar lagi..”

Saya tekan penisku di belahan vaginanya yang masih mungil. Terasa berair. Kutarik lagi penisku dan kumasukkan jariku, dan merasakan jepitan Miss V Dhea yang hangat yang membuat penisku berharap merasakannya juga. Aku gerakkan penisku maju mundur beberapa kali dan memberi nasehat penisku lagi, tegang seperti tongkat kayu.
“Buka lagi manis. Lo benar-benar indah. Saya cuma mau perkosa kamu terus pergi.”

Aku seharusnya menyokong, bergoyang, berputar, dan hasilnya mengangkat kedua kaki Dhea ke atas sebelum saya berhasil mendorong kepala penisku masuk ke Miss V Dhea. Aku lihat lagi buah dada Dhea dengan putingnya yang mencuat ke atas, mata yang memohon dan meratap dengan air mata dan aku dorong penisku masuk ke vagina mungil milik gadis berumur lima belas tahun itu dengan segala tenagaku. Dhea menjerit, diredam oleh plester, membuatku makin semangat. Vaginanya sempit sekali seperti menggenggam penisku. Ia ternyata tidak basah sama sekali. Aku perkosa dia dengan kasar, seakan-akan saya berkeinginan membuatnya mati dengan penisku, berusaha membikin Dhea menjerit serta saya menghentak masuk. Dhea semakin histeris sekarang.

Keadaanku telah 100 persen dibatasi libido, dan sekarang aku memusatkan perhatian untuk menyakiti Dhea, dan saya tak punya lagi rasa kasihan buat Dhea. Aku terus menghentak-hentak di atas tubuh Dhea, dengan kecepatan yang brutal, dan tubuhnya yang mungil terbanting-banting karena gerakanku. Saya merasa aku seperti merobek Miss V Dhea dengan penisku, dan membuatku makin terangsang, mendorongku bergerak makin brutal. Di jeda-sela gerakanku, aku jatuhkan belatiku dan kulepaskan celanaku yang membuat tanganku bebas mengaplikasikan tubuh Dhea. Aku kesetanan menikmati tubuh Dhea, aku meremas tiap bagian tubuh Dhea, meremas buah dadanya, menjepit puting susunya, dan menggunakan bahunya yang kecil buat menopang tubuhku.

Aku hampir tidak ingat apa aja yang aku kerjakan sama Dhea. Dhea sebagian kali meronta pada mulanya, berusaha membebaskan tangannya, berupaya berguling, berusaha mengeluarkan penisku dari vaginanya. Wajah Dhea memancarkan rasa panik dan takut, dan aku terus memperkosanya sekuat tenagaku, seakan-akan itu situasi sulit hidup dan matiku. Seaat sebelum saya mengalami orgasme aku menarik penisku keluar dan Dhea lantas berupaya untuk berguling. Saya jambak rambutnya dan menariknya.
“Brengsek, tidur ke lantai.”

Aku tarik kepalanya sampai merekat ke lantai. Sementara dia jatuh berlutut, namun Dhea sama sekali tidak bisa mengangkat wajahnya dengan tangan masih terikat ke belakang. Kepala Dhea terbenam ke lantai. Dhea masih menangis dan gemetar. Saya masukkan lagi penisku ke organ intim wanita Dhea tanpa kesulitan, karena penisku sudah seluruhnya dilumuri darah perawan Dhea. Aku masukkan dari belakang sebelum Dhea sempat meronta, aku pegangin pinggulnya sementara saya terus mendorong sekuat kekuatan. Dengan pantat masih nungging ke atas aku tekan punggung Dhea dengan tanganku sehingga kepala dan dada Dhea makin terhimpit ke lantai, dan saya terus memperkosa ia dengan gaya seperti anjing. Dan Dhea sendiri sekarang mendengking-dengking seperti anak anjing yang ketakutan. Aku kutarik lagi rambutnya, membuat kepala Dhea terangkat.

Dhea benar-benar indah dan tak berdaya, tangannya terikat di punggung. Saya terus menyetubuhinya dengan keras dan tak berirama, kadang brutal stop sedetik dan mulai lagi dengan keras, dan bergatin menekan punggungnya ke lantai lalu menarik rambutnya sampai ia mendongak lagi, hingga aku menikmati petunjuk-pedoman ejkulasi lagi. Saya mau sekali melepas plesternya dan memasukan penisku ke mulutnya yang mungil, tetapi untung saja aku masih sadar kalau itu bisa bikin aku ketahuan, jadi aku tetap metahan penisku di liang kenikmatan Dhea sedalam-dalamnya dan melepaskan ejakulasiku. Saya pegangin belahan bokong Dhea dekat dengan selangkanganku waktu aku menyemburkan spermaku ke rahim Dhea yang menerimanya dengan tatapan mata panik.
“Oh Dhea, sayangku, oh, oh..”

Penisku berprofesi keras memompa, berdenyut, menyemburkan air mani ke tubuh Dhea, dan aku belum pernah mengeluarkan sperma sebanyak ini selama hidupku. Dhea konsisten diam tidak bergerak, terengah-engah. Nafasku juga terputus-putus, dan bergidik sedikit ketika aku mengejang lagi dan menyemprotkan sisa spermaku ke rahim Dhea. Saya menghentak dia beberapa kali lagi, kini dengan penuh perasaan seperti sepasang kekasih. Dhea sadar bahwa saya telah selesai, dan menerima gerakanku yang terakhir ini masih tak bergerak, dengan kepala terbenam ke dalam karpet kamarnya yang tebal.

Saya tarik penisku keluar. Dan saya segera merasa cemas lagi. Saya lantas mengenakan pakaianku, dan secara ajaib masih ingat untuk mengambil belatiku dan memikirkan sesuatu untuk aku ucapkan pada Dhea.
“.. Makasih sayang”, aku berbisik lirih, dan langsung melarikan diri.

Dan biarpun saya sempat kuatir saat saya sudah dalam perjalanan ke luar kota, beberapa dikala kemudian saya kembali dipenuhi cita-cita baru. Saya berdaya upaya untuk kembali dan menculik Dhea serta mengajak beberapa orang temanku untuk mencicipinya.

BOKEPQ - Cerita mesum dengan Hana gadis mungil yang jago jilat

July 14, 2022, 3:54 pm / bokepindo55321.ampedpages.com

Cerita mesum dengan Hana gadis imut yang trampil jilat - Pernah berkenalan dengan wanita yang namanya Hana saya tanya tanya terbukti dia buah hati jawa, cewek yang supel dan sedap di ajak ngobrol, apabila aku tanya hal apa , dia pasti dapat menjawab seolah olah seperti orang yang banyak pengetahuannya, dan setelah kami chat chat rupanya Hana juga berharap pergi ke Bandung daerah tinggal ku juga.

Dari situ karena jarak yang cukup dekat denganku, akibatnya kami bermufakat untuk saling bersua di daerah K di Jakarta. Dari pertemuan itu saya mengenal Hana lebih jauh. Hana kuliah di salah satu universitas terkemuka di kotanya.

Hana secara jasmaniah awam saja. Ukuran badannya kira-kaprah setinggi 160 cm. Tubuh agak bungkuk udang, mempunyai rambut panjang terurai. Tapi ada yang menarik dari penampilannya, toketnya! Toketnya kelihatan unik & menantang. Aku hanya menelan ludahku jika tanpa sengaja mengintip komponen yang menggunung itu.

Hana minta saya untuk mengangkatnya sebagai “adik”, walaupun aku diangkatnya sebagai “abang”! Sebab dia bilang, Hana tidak mempunyai kakak. Saya setuju-sepakat saja.

NONTON : BOKEP INDONESIA

Pertemuan kedua & selanjutnya kami semakin ‘terbuka’. Aku-malahan sudah ‘diizinkan’ untuk memegang toketnya yang unik itu. Hanya saja ia bilang “dasar, abang badung!!” aku hanya tersenyum…

Jika sudah dibilangin begitu, maka akupun kadang lebih berani lagi. Tanganku menjelajah ke tempat terlarangnya….

Seminggu yang lalu aku menjenguknya di tempat P. Walau dengan mengendarai motor bututku, aku sampai juga ke rumahnya sesudah berjalan selama sebagian jam dari rumahku.

Kulihat kegembiraan yang benar-benar sungguh-sungguh, saat dia tahu bahwa saya yang datang. Memang sudah dua bulan saya tidak main ke rumahnya. dia sudah kangen, tampaknya… Pada ketika membukakan pintu Hana mengaplikasikan daster putih,

Tampak cukup terang, pepayanya yang unik menerawang dari balik sangkarnya. Hana menyilahkanku duduk & berbalik sejenak ke dapur untuk kemudian kembali lagi dengan membawakanku segelas minuman dingin.

Sesudah ngobrol ngalor ngidul. Hana menyandarkan wajahnya ke dadaku…

NONTON : BOKEP BARAT

Saya menyambut dengan tenang. Sebab memang tujuanku mau mencoba menyelesaikan hasratku yang ada selama ini, dengannya. Kutundukkan muka saya untuk menjangkaunya. Saya menciumnya. Kususuri dengan bibirku.

Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung & sampai ke bibirnya. Ciuman kami kian lama kian bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan napas yang semakin memburu.

Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke toketnya yang cukup besar & unik. Unik sebab bentuk toketnya yang memanjang & besar, mirip dengan buah pepaya.

‘Adikku’ ini pintar juga memilih daster yang berkancing di depan & cuma 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa semestinya melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya sukses dilepaskan oleh tanganku yang telah cukup terlatih ini.

NONTON : BOKEP ASIA

Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang cokelat kemerahan tersembul dengan benar-benar indah. Daster & BH itupun langsung terterjang ke lantai.

Sementara itu, Hana juga sudah berhasil membuka kancing celana jeanku, lalu berupaya melepas t-shirt yang aku pakai. Saya tetap menjaga supaya Hana tidak memelorotkan celana jeanku. Bukan apa-apa, ini kan di rental komputernya? hehehe…

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu desahkan erangan-erangan lembut. ia tersenyum & menatapku sambil terus melanjutkan pengembaraannya menelusuri ‘senjataku’.

Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan betul-betul perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu hingga ke puncaknya.

Kujilati & kukulum puting susunya yang telah mengacung keras. Hana mulai mendesah & meracau tidak terang. Sempat kulihat matanya terpejam & bibirnya yang merah menawan itu sedikit merekah. Sungguh menstimulus.

Tanganku mengelus, meremas & memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Saya tak berkeinginan buru-buru, saya berharap merasakan detik demi detik yang cantik ini secara pelan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat.

NONTON : BOKEP JEPANG

Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, pun kadang-kadang menarik & menjambaknya, yang membuat nafsuku kian bergelora. Apalagi suaranya yang meracau itu….

Dengan terbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, Hana melepaskan celana jeanku. Saya tak menolak, sebab akupun berharap menuntaskan semuanya. Hana dengan bersemangat mengocok kontol ku, membuat semakin mengeras & mengacung gagah.

Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, pelan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berambut yang tak terlalu lebat tetapi terawat teratur.

Sementara Hana ternyata telah tidak sabar, dibelai & digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Enak sekali. Sedangkan hal itu telah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama beberapa ketika sejak saya berkenalan dengan Hana, tapi kali ini rasanya lain. Pikiran & konsentrasiku tidak lagi terpecah.

Lewat paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke alat vitalnya. Demikian tersentuh, desahan napasnya kian keras, & semakin memburu. Pelan kubelai rambut alat vitalnya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah.

NONTON : BOKEP KOREA

Kubelai & kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sungguh-sungguh licin & basah. Tubuh Hana mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas & ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi.

Ciumannya semakin ganas, & mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya kian ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan kencang. Tubuhnya mengejang & melengkung, kemudian terterjang ke daerah tidur disertai erangan panjang.

Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya. Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik, “Ohhh, nikmat sekali. terima beri sayang.”

Aku tidak berkeinginan rehat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, & terus ke bawah. Deru napasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan Miss V ditambah dengan air liurku membikin lubang hangat itu kian berair.

Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas bokongnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, & sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tetapi nikmat rasanya.

NONTON : BOKEP

Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang benar-benar betul-betul. Perutnya tampak naik turun dengan kencang, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Sebagian ketika kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian dikecupnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil minta ijin dalam hati untuk memasukkan pusaka saya ke liang kenikmatannya. Tanpa kata, melainkan hingga juga ternyata. Sambil tersenyum benar-benar manis, dianggukkannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan sungguh-sungguh pelan, kutekan & kudorong masuk. Terasa sekali bila tempat terlarang itu telah basah & mengeluarkan banyak cairan. Kudorong pelan… & terasa ada yang menahan tongkat pusakaku.

Wow…! Hana ini masih perawan terbukti. Kulihat ia meringis, mungkin kesakitan, tangannya tanpa kusangka mendukung bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Saya tidak tega, saya kasihan! Kupeluk & kuciumi ia. Sirna telah nafsuku dikala itu juga.

Hana tahu saya kecewa. Sebab itu dia kencang mendekapku. & tiba-tiba dengan ganasnya, ia melumat & mengulum senjata aku yang mulai mengendur.

“Argh… ” aku mendesis…! Rupanya sedotan demi sedotan dari Hana mendatangkan kenikmatan yang luar biasa…

NONTON : BOKEP VIRAL

Saya memperkenankan saja, apa yang dikerjakan Hana. Kulihat Hana dengan rakusnya sudah melahap & mengulum kemaluanku yang sudah kembali membesar & amat keras. Nikmat tiada tara. Namun, aku kesusahan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di daerah tidur, saya naik ke atas tubuhnya, konsisten dalam posisi terbalik.

Saya pernah sebagian kali menjalankan hal yang sama dahulu, namun rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku mendapatkan jilatan & elusan lidahnya yang hangat & kasar itu.

Apalagi jika dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

Larva panas hampir tidak tertahankan lagi, saya memberi isyarat padanya untuk menghentikan emutannya…

BOKEPQ - Ngewe dengan ibu guru ketika tamasya

July 13, 2022, 9:22 pm / bokepindo55321.ampedpages.com

Ngewe dengan ibu guru saat liburan - Ketika itu sedang tamasya sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sesungguhnya amat tidak didorong oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada permulaan musim hujan. Melainkan kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.

NONTON : BOKEP INDO

Ada yang sedikit mengganjal hati saya, adalah Ibu Guru Anisa ( aku memanggilnya Anisa ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan sekarang sok anti cowok. Bu Anis usianya belum 30 tahun, sarjana, menawan, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Walaupun sahabat – sahabat cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tetapi indah-cantik dan periang, cowoknya, terus jelas saja, semuanya bergajulan percintaan ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah sampai tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang bersuka ria dan mulus-mulus saja. Seperti lazimnya rombongan berangkat menuju ke sasaran melewati jalan setapak. Hingga tengah hari, kami mulai menjelang wilayah yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari simpanse-monyet liar dan galak.

Menjelang petang, setelah rombongan rehat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang mengantar si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sejenak-sebentar minta istirahat, pun hingga 10 menit, lima belas menit, dan ia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

NONTON : BOKEP BARAT

Kami berangkat lagi, tetapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, malah berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tidak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan kera-monyet liar, suara burung, bahkan adakalanya auman harimau. Anisa betul-betul ketakutan dengan auman harimau itu. Hasilnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya cuma ada satu jalan setapak yang lazim dilewati orang.

Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa meminta rehat dan berteduh di sebuah pohon betul-betul besar. Sampai hari gelap kami tersasar dan belum berjumpa dengan rombongan di depan. Walhasil kami memastikan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga pakaian Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin pesat yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

Tanpa sadar Anisa saking kedinginan ia memeluk aku. “Maaf” katanya. Saya diam saja, malah dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami kian erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Bila saya tidak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan membendung dingin.

NONTON : BOKEP ASIA

Sesudah hujan reda, kami membuka tas masing-masing. Tujuan utamanya yakni mencari pakaian tebal, sebab jaket kami telah berair kuyup. Semua baju turunan Anisa basah kuyup, aku cuma punya satu jaket parasut di tas. Anisa minta saya meminjamkan jaketku. Saya sependapat. Melainkan apa yag terjadi ? wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka semua bajunya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari sweater, T. Shirt nya, BH nya, wah saya melihat seluruh tubuh Anisa. Ia cuek saja, payudaranya tampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

“Dingin banget” katanya.

“Jelas dingin , habis kau bugil seperti ini” jawabku.

“Habis bagaimana? basah segala, bantu pakein saya jeketmu dong ?” pinta Anisa.

Saya memakaikan sweater parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman

” Maaf Nisa ?”

“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, saya peluk saja dia erat-erat.

” Dia bu ?” tanyaku

” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis saya peluk erat-erat dan kian erat.

Aneh bin ajaib, Anisa kelihatan telah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti saya juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar.

“Tak?” tanya Anisa

” Maaf Nisa ? ” Jawabku.

NONTON : BOKEP JEPANG

” Sebab apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling memerlukan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan dapat mengurangi rasa dingin yang menyengat.

Kembali kami berpelukan, berkecupan, hingga tanpa sadar aku mengendalikan payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, malah seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan mengontrol penisku.

Kami masih berkecupan, tangan Anisa mengerjakan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! ia ternyata telah melepas celana dalamnya sedari tadi. Saya remang-remang aku hingga tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.

Anisa sepontan melepas segala pakaiannya, dan minta saya melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi lantas bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melaksanakan relasi badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, ia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget ia ? kan belum kawin ?

” Lazim kuat ya?” bisiknya mesra.

” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.

” Aku main dimana ?” tanyanya

“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.

” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun. Anisa meminta agar saya mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Saya jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja ia meminta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

Aku sempat bertanya, “Bagaimana bila kau hamil ?”

NONTON : BOKEP KOREA

” Don’t worry !” katanya. Dia setelah ia membersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, ia merangkul saya lagi. Malam kian larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan kelihatan bercahaya terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan menawan sekali.

Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dll. Setelah ngobrol sekian jam, pas pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Saya semakin keder, dari mana dia tahu variasi-jenis rasa ‘Mr. Penny’, ia kan belum nikah ? tak punya pacar ? kata orang ia lesbi.

Aku menuruti permintaan Anisa. Ia menggagahi aku, lalu meminta saya mengerjakan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya ia lakukan. Kami tidak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya.

Ia meminta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur komponen dagu. Tak keok pula ia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan sampai kami saling menempuh klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

Anisa meminta agar saya tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami menetapkan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tidak akan mungkin dijangkau mereka. Kami menerima tempat ditepi jurang curam dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, melainkan rimbun dan nyaman. Romantis sekali daerah kami itu. Saya dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan.

Aku semua baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya mengaplikasikan selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, sebab pakaian kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang benar-benar minim itu membikin saya terstimulus terus, demikian pula ia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

Aku telah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan berasmara saja. Kami menentukan esok pagi kami mesti pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta saya mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar.

Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dia di menggoyangkan pinggulnya supaya saya merasa sedap. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya saya menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya sampai klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Ia menikmati enak yang luar umum, lalu disuruhnya saya memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia meminta saya yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta supaya saya jangan ejakulasi dulu,

“Aku ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

NONTON : BOKEP

Lalu ia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Sesudah ia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, walhasil dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti saya, menjambak rambutku, terbukti dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.

“Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli saya perlahan dan mesra. Saya tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tidak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu dikala nanti kami akan kembali ke daerah itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat supaya tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi.

Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata ” Saya menyukai kau ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tidak kalah menawannya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tidak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu saya ejakulasi di dalam celana, malah Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Saya terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, ia sepakat saja. Aku tiga kali aku ” keluar” sebab tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

” Saya lemas sayang ?!” bisikku mesra

” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Saya menyenangi kok !” Bisiknya lagi.

Sebab ingin tertinggal saya merogoh celana olah raga yang digunakan Anisa. Astaga, dia tak pakai celana dalam. Dia jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, ia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya berair oleh semacam lendir, ternyata nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan alat vital.

Ia sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Ia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, saya menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.

Hari-hari selanjutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, menonjol wajar-wajar saja dari luar. Namun ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya senantiasa bersua ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, pun pernah dalam suatu wisata kami ke Bali selama 12 hari.

Dia saya telah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tidak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Saya diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Saya aku patut melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Saya sedihnya Anisa malam itu, ia terlihat cantik, lembut dan mesra. Tidak rela rasanya saya kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, melainkan aku ingin menikah dengannya.

NONTON : BOKEP VIRAL

Anisa memberikan cincin bermata berlian yang diterapkannya kepada saya. Saya memberikan kalung emas bermata zamrud terhadap Anisa. Cincin Anisa cuma cakap melingkar di kelingkingku, kalungku seketika diterapkannya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya bila terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, sebab keluarganya ada disana. Sesudah itu kami berpisah sampai sekian tahun, tanpa kontak lagi

Pada suatu ketika, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Saya benar ia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, sebab resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Saya datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, dikala saya datang, Anisa tak tahan membendung emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banyak itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kau, sekian tahun aku kehilangan kau, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kau, betapa bahagianya saya ” Kata Anisa lirih dan perlahan sambil memelukku.

Umum jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata ikhlas Anisa. Kujelaskan aku telah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Setelah “Anisa”. Ia sependapat dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diberi tahu dengan suaminya, aku meminta pamit untuk pulang, akupun tidak bendung dengan suasana yang mengharukan ini. Sesudah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, saya sudah menikah dan punya buah hati wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan ia datang kerumahku di Bandung, ia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku.

Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menarik hati. Kami setuju untuk menjodohkan si kecil kami kelak, kalau mengijinkannya.

KATEGORI : VIDEO BOKEP, BOKEP INDO, BOKEP BARAT, BOKEP ASIA, BOKEP JEPANG, BOKEP KOREA.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Blog

bokepindo55321.ampedpages.com

BOKEPQ - Dhea , anak polos yang telah saya nodai

BOKEPQ - Cerita mesum dengan Hana gadis mungil yang jago jilat

NONTON : BOKEP INDONESIA

NONTON : BOKEP BARAT

NONTON : BOKEP ASIA

NONTON : BOKEP JEPANG

NONTON : BOKEP KOREA

NONTON : BOKEP

NONTON : BOKEP VIRAL

BOKEPQ - Ngewe dengan ibu guru ketika tamasya

NONTON : BOKEP INDO

NONTON : BOKEP BARAT

NONTON : BOKEP ASIA

NONTON : BOKEP JEPANG

NONTON : BOKEP KOREA

NONTON : BOKEP VIRAL

OFFICIAL PARTNER :